Listrik dalam era industri merupakan keperluan yang sangat vital.
Dengan adanya transformator, keperluan
listrik pada tegangan yang sesuai dapat terpenuhi. Dahulu untuk
membawa listrik diperlukan kuda. Kuda (pada gambar) sedang
membawa pembangkit listrik untuk penerangan lapangan ski.
Seandainya transformator belum ditemukan, berapa ekor kuda yang
diperlukan untuk penerangan sebuah kota? Fenomena pemindahan listrik
akan kamu pelajari pada bab ini. Pada bab ini kamu akan
mempelajari pemanfaatan kemagnetan dalam produk teknologi.
Adakah pusat
pembangkit listrik di dekat rumahmu? Pembangkit listrik
biasanya terletak jauh dari permukiman penduduk. Untuk membawa
energi listrik, atau lebih dikenal transmisi daya listrik,
diperlukan kabel yang sangat panjang. Kabel yang demikian dapat
menurunkan tegangan. Karena itu diperlukan alat yang dapat menaikkan
kembali tegangan sesuai keperluan. Pernahkah kamu melihat tabung
berwarna biru yang dipasang pada tiang listrik? Alat tersebut adalah
transformator yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan.
Bagaimanakah cara menaikkan dan menurunkan tegangan listrik? Untuk
memahami hal ini pelajari uraian berikut.
A. GGL INDUKSI
Pada bab sebelumnya, kamu sudah
mengetahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan. Menurutmu,
dapatkah kemagnetan menimbulkan kelistrikan? Kemagnetan dan kelistrikan
merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat dibolak-balik. Ketika
H.C. Oersted membuktikan bahwa di sekitar kawat berarus listrik
terdapat medan magnet (artinya listrik menimbulkan magnet), para
ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan dan kemagnetan.
Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet
menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang sangat sederhana.
Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat
menghasilkan arus listrik pada kumparan itu. Galvanometer merupakan
alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik
yang mengalir. Ketika sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar
pada kumparan (seperti kegiatan di atas), jarum galvanometer menyimpang
ke kanan dan ke kiri. Bergeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa
magnet yang digerakkan keluar dan masuk pada kumparan menimbulkan arus
listrik. Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan
terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di ujung-ujung
kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul pada saat
magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung
kumparan tidak terjadi arus listrik.
1. Penyebab Terjadinya GGL Induksi
Ketika kutub utara magnet batang
digerakkan masuk ke dalam kumparan, jumlah garis gaya-gaya magnet
yang terdapat di dalam kumparan bertambah banyak. Bertambahnya jumlah
garis- garis gaya ini menimbulkan GGL induksi pada
ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus
listrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah arus
induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan
magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya
dalam kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi
bersifat mengurangi garis gaya itu. Dengan demikian, ujung kumparan itu
merupakan kutub utara sehingga arah arus induksi seperti yang
ditunjukkan Gambar 12.1.a (ingat kembali cara menentukan kutub-kutub
solenoida).
Ketika kutub utara magnet batang
digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet
yang terdapat di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah
garis-garis gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada
ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus
listrik mengalir dan menggerakkan jarum galvanometer. Sama halnya ketika
magnet batang masuk ke kumparan. pada saat magnet keluar garis
gaya dalam kumparan berkurang. Akibatnya medan magnet hasil arus
induksi bersifat menambah garis gaya itu. Dengan demikian, ujung,
kumparan itu merupakan kutub selatan, sehingga arah arus induksi seperti
yang ditunjukkan Gambar 12.1.b. Ketika kutub utara magnet batang diam
di dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet di dalam
kumparan tidak terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis
gaya tetap, maka pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL induksi.
Akibatnya, tidak terjadi arus listrik dan jarum galvanometer tidak
bergerak. Jadi, GGL induksi dapat terjadi pada kedua ujung kumparan jika
di dalam kumparan terjadi perubahan jumlah garis-garis gaya magnet
(fluks magnetik). GGL yang timbul akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet dalam kumparan disebut GGL induksi. Arus
listrik yang ditimbulkan GGL induksi disebut arus induksi.
Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat adanya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut induksi
elektromagnetik. Coba sebutkan bagaimana cara memperlakukan magnet
dan kumparan agar timbul GGL induksi?
2. Faktor yang Memengaruhi Besar GGL
Induksi Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada besar
kecilnya penyimpangan sudut jarum galvanometer. Jika sudut
penyimpangan jarum galvanometer besar, GGL induksi dan arus induksi yang
dihasilkan besar. Bagaimanakah cara memperbesar GGL induksi? Ada tiga
faktor yang memengaruhi GGL induksi, yaitu : a. kecepatan gerakan
magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet
(fluks magnetik), b. jumlah lilitan, c. medan magnet
B. PENERAPAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Pada induksi elektromagnetik terjadi
perubahan bentuk energi gerak menjadi energi listrik. Induksi
elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit
energi listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator
dan dinamo. Di dalam generator dan dinamo terdapat kumparan dan magnet.
Kumparan atau magnet yang berputar menyebabkan terjadinya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan. Perubahan
tersebut menyebabkan terjadinya GGL induksi pada kumparan. Energi
mekanik yang diberikan generator dan dinamo diubah ke dalam bentuk
energi gerak rotasi. Hal itu menyebabkan GGL induksi dihasilkan
secara terus-menerus dengan pola yang berulang secara periodik
1. Generator
Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan
generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan generator DC
memutar kumparan di dalam medan magnet tetap. Generator AC sering
disebut alternator. Arus listrik yang dihasilkan berupa arus
bolak-balik. Ciri generator AC menggunakan cincin ganda. Generator
arus DC, arus yang dihasilkan berupa arus searah. Ciri generator DC
menggunakan cincin belah (komutator). Jadi, generator AC dapat
diubah menjadi generator DC dengan cara mengganti cincin ganda
dengan sebuah komutator. Sebuah generator AC kumparan berputar di
antara kutub- kutub yang tak sejenis dari dua magnet yang
saling berhadapan. Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan
magnet. Kedua ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon
yang terdapat pada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian
generator yang berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet tetap
merupakan bagian generator yang tidak bergerak disebut
stator. Bagaimanakah generator bekerja? Ketika kumparan sejajar dengan
arah medan magnet (membentuk sudut 0 derajat), belum terjadi arus
listrik dan tidak terjadi GGL induksi (perhatikan Gambar 12.2).
Pada saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL
beranjak naik sampai kumparan membentuk sudut 90 derajat. Saat itu
posisi kumparan tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan ini
kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya,
putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang. Ketika
kumparan mem bentuk sudut 180 derajat kedudukan kumparan sejajar dengan
arah medan magnet, maka GGL induksi dan arus induksi menjadi nol.
Putaran kumparan berikutnya arus dan
tegangan mulai naik lagi dengan arah yang berlawanan. Pada saat
membentuk sudut 270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus
dengan arah medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi
menunjukkan nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda. Putaran
kumparan selanjutnya, arus dan tegangan turun perlahanlahan
hingga mencapai nol dan kumparan kembali ke posisi semula
hingga memb entuk sudut 360 derajat.
2. Dinamo Dinamo
dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan dinamo arus
bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu
memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam
kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang
tidak bergerak disebut stator. Perbedaan
antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang digunakan.
Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua
yang disebut cincin belah (komutator). Cincin ini memungkinkan arus
listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar Dinamo berupa arus searah
walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun,
pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin). Alat
pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo
sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda.
Jika roda berputar, kumparan
atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada
ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda
sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL
induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan
lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat
diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang
kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi
lunak di dalam kumparan.
C. TRANSFORMATOR
Di rumah mungkin kamu pernah dihadapkan
persoalan tegangan listrik, ketika kamu akan menghidupkan radio yang
memerlukan tegangan 6 V atau 12 V. Padahal tegangan listrik yang
disediakan PLN 220 V. Bahkan generator pembangkit listrik menghasilkan
tegangan listrik yang sangat tinggi mencapai hingga puluhan ribu volt.
Kenyataannya sampai di rumah tegangan listrik tinggal 220 V.
Bagaimanakah cara mengubah tegangan listrik? Alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan AC disebut transformator (trafo).
Trafo memiliki dua terminal, yaitu terminal input dan terminal output.
Terminal input terdapat pada kumparan primer. Terminal output terdapat
pada kumparan sekunder. Tegangan listrik yang akan diubah dihubungkan
dengan terminal input. Adapun, hasil pengubahan tegangan diperoleh pada
terminal output. Prinsip kerja transformator menerapkan peristiwa
induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus AC, inti
besi yang dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet). Karena
arus AC, pada elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya magnet.
Perubahan garis gaya tersebut akan bergeser ke kumparan sekunder.
Dengan demikian, pada kumparan sekunder juga terjadi perubahan garis
gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan GGL induksi pada kumparan
sekunder. Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah arus AC yang
besarnya sesuai dengan jumlah lilitan sekunder. Bagian
utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-lapis,
kumparan primer, dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang dihubungkan
dengan PLN sebagai tegangan masukan (input) yang akan dinaikkan atau
diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan dengan beban sebagai tegangan
keluaran (output).
1. Macam-Macam Transformator
Apabila tegangan terminal output lebih
besar daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi
sebagai penaik tegangan. Sebaliknya apabila tegangan terminal output
lebih kecil daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan
berfungsi sebagai penurun tegangan. Dengan demikian, transformator
(trafo) dibedakan menjadi dua, yaitu trafo step up dan trafo step down.
Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.
c. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.
2. Transformator Ideal
Besar tegangan dan kuat arus pada trafo
bergantung banyaknya lilitan. Besar tegangan sebanding dengan jumlah
lilitan. Makin banyak jumlah lilitan tegangan yang dihasilkan makin
besar. Hal ini berlaku untuk lilitan primer dan sekunder. Hubungan
antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan tegangan primer dan
tegangan sekunder dirumuskan Trafo
dikatakan ideal jika tidak ada energi yang hilang menjadi kalor, yaitu
ketika jumlah energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah
energi yang keluar pada kumparan sekunder. Hubungan antara tegangan
dengan kuat arus pada kumparan primer dan sekunder dirumuskan Jika kedua ruas dibagi dengan t, diperoleh rumus. Dalam hal ini faktor (V × I) adalah daya (P) transformator.
Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai. Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut.
Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai. Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut.
Dengan:
Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)
Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)
4. Penggunaan Transformator
Banyak peralatan listrik di rumah yang menggunakan transformator step down. Trafo tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN yang besarnya 220 V menjadi tegangan lebih rendah sesuai dengan kebutuhan. Sebelum masuk rangkaian elektronik pada alat, tegangan 220 V dari PLN dihubungkan dengan trafo step down terlebih dahulu untuk diturunkan. Misalnya kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu langsung dihubungkan dengan PLN, alat itu akan rusak atau terbakar. Namun, apabila alat itu dipasang trafo step down yang mampu mengubah tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan terhindar dari kerusakan. Ada beberapa alat yang menggunakan transformator antara lain catu daya, adaptor, dan transmisi daya listrik jarak jauh.
Banyak peralatan listrik di rumah yang menggunakan transformator step down. Trafo tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN yang besarnya 220 V menjadi tegangan lebih rendah sesuai dengan kebutuhan. Sebelum masuk rangkaian elektronik pada alat, tegangan 220 V dari PLN dihubungkan dengan trafo step down terlebih dahulu untuk diturunkan. Misalnya kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu langsung dihubungkan dengan PLN, alat itu akan rusak atau terbakar. Namun, apabila alat itu dipasang trafo step down yang mampu mengubah tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan terhindar dari kerusakan. Ada beberapa alat yang menggunakan transformator antara lain catu daya, adaptor, dan transmisi daya listrik jarak jauh.
a. Power supply (catu daya)
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC yang rendah. Catu daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi beberapa tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC yang rendah. Catu daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi beberapa tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V
b. Adaptor (penyearah arus)
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus listrik yang berupa diode. Adaptor merupakan catu daya yang ditambah dengan penyearah arus. Fungsi penyearah arus adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
c. Transmisi daya listrik jarak jauhAdaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus listrik yang berupa diode. Adaptor merupakan catu daya yang ditambah dengan penyearah arus. Fungsi penyearah arus adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar